Friday, April 1, 2016

Kedudukan Akal Dalam Islam

BY biophia@gmail.com IN No comments


Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, satu-satunya Rabb yang berhak untuk di ibadahi, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang selalu mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala, di antara nikmat besar yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala kepada kita semua adalah nikmat berupa akal sehat, yang dengannya kita bisa berfikir, dengannya kita dapat terus berinovasi menjalani kehidupan dan membangun peradaban, dan dengannya kita dapat membedakan mana yang bermanfaat mana yang berbahaya sesuai jangkauan akal kita. Dengan adanya akal pula kita dibedakan dari hewan. Oleh karena itu Allah Ta’ala banyak mendorong manusia supaya mau menggunakan akalnya untuk berfikir, diantaranya adalah Firmannya (Yang artinya), “ Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan untukmu) Dengan perintahnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi kaum berakal. (Q.S An-Nahl:12).

Definisi Akal

Secara bahasa, aql (akal) bisa bermakna al-hikmah (Kebijakan) atau bisa juga bermakna tindakan yang baik dan tepat. Akal juga bisa bermakna sifat, dikatakan ; ‘uqila lahu shay un’ artinya “Dijaga atau diikat” (hubisa) akalnya dan dibatasi “. (lihat kitab lasanur Arab, Muhammad Ibnu Mukarram).
Sedangkan secara istilah, akal adalah daya pikir yang diciptakan Allah Ta’ala (Untuk Manusia) kemudian diberi muatan tertentu berupa kesiapan dan kemampuan yang dapat melahirkan sejumlah aktivitas pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia yang telah dimuliakan oleh Allah Ta’ala (Lihat buku Starh aqidah ahlu sunnah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas).

0 komentar:

Post a Comment