Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, satu-satunya
Rabb yang berhak untuk di ibadahi, shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang
yang selalu mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.
Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala, di
antara nikmat besar yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala kepada kita semua
adalah nikmat berupa akal sehat, yang dengannya kita bisa berfikir, dengannya
kita dapat terus berinovasi menjalani kehidupan dan membangun peradaban, dan
dengannya kita dapat membedakan mana yang bermanfaat mana yang berbahaya sesuai
jangkauan akal kita. Dengan adanya akal pula kita dibedakan dari hewan. Oleh
karena itu Allah Ta’ala banyak mendorong manusia supaya mau menggunakan akalnya
untuk berfikir, diantaranya adalah Firmannya (Yang artinya), “ Dan dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang
itu ditundukkan untukmu) Dengan perintahnya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi kaum berakal. (Q.S
An-Nahl:12).
Definisi Akal
Secara bahasa, aql (akal) bisa bermakna al-hikmah
(Kebijakan) atau bisa juga bermakna tindakan yang baik dan tepat. Akal juga
bisa bermakna sifat, dikatakan ; ‘uqila lahu shay un’ artinya “Dijaga atau
diikat” (hubisa) akalnya dan dibatasi “. (lihat kitab lasanur Arab, Muhammad
Ibnu Mukarram).
Sedangkan secara istilah, akal adalah daya pikir
yang diciptakan Allah Ta’ala (Untuk Manusia) kemudian diberi muatan tertentu
berupa kesiapan dan kemampuan yang dapat melahirkan sejumlah aktivitas
pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia yang telah dimuliakan oleh Allah
Ta’ala (Lihat buku Starh aqidah ahlu sunnah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas).
0 komentar:
Post a Comment