Friday, March 18, 2016

Marshall Glickman

BY biophia@gmail.com IN No comments


Miliyarder dan mantan Presiden NBA;s Portland Trail Blazer

“Carilah alternatif investasi yang tidak menguras dompet”

Investasi memang penuh resiko. Bahkan karena sejumlah foktor yang tak terduga dia kadang kala bekerja di luar skenario kita. Itulah mengapa orang-orang kaya selalu berhitung sangat cermat sebelum memutuskan kemana mereka akan menginvestasikan uangnya. Mereka tidak semata-mata tergiur keuntungan yang bisa diperoleh. Tapi juga menghitung sberapa probabilitas keuntungannya dalam kondisi terburuk sekalipun. belum lagi di zaman segila ini. Kita sering mendengar istilah “ Investasi Bodong ”, alias investasi tipu-tipu. Jadi, ketika berurusan dengan yang namanya investasi, mutlak kita harus sangat berhati-hati.

Nah, sikap kehati-hatian itulah yang membuat banyak orang tidak mudah atau bahkan tidak sama sekali memilih berinvestasi. Walau demikian, kebanyakan orang tersebut tetap tidak bisa menolak bahwa berinvestasi adalah cara paling top untuk melipatkan aset dan kekayaannya. karena itu, mereka tetap berusaha mencari pilihan lain dalam berinvestasi. Bila yang sifatnya tidak membutuhkan uang, tapi tetap bisa memungkinkan kita meraup uang lebih banyak lagi.

Salah satu pilihan investasi yang kerap dilirik banyak orang adalah jaringan atau relasi. Apa yang bisa kita investasikan pada jaringan? Jelas, kualitas, nilai lebih, bahkan nama baik. Melalui ketiga hal itu kita mendapat keuntungan yang tak kalah “besar” yang disebut sebagai kepercayaan. Ya, kalau seluruh jaringan dan relasi sangat percaya pada kita, maka itulah saatnya bagi kita untuk bisa meraup uang lebih banyak, kepercayaan membuat mereka berani bermitra dengan kita. Dan itu kemudian membuat kita memiliki jalan lebih lapang untuk melebarkan sayap bisnis.

Orang-orang kaya itu kreatif. Saat kondisi belum memungkinkan untuk berinvestasi, mereka tidak berhenti begitu saja. Mereka akan terus mencari pilihan lain yang sebetulnya tak kalah menjanjikan.

Warren Buffet

BY biophia@gmail.com IN No comments


Investor Ternama Amerika


“Bila seseorang menjengkelkan saat miskin, maka ia pun akan tetap menjengkelkan saat menjadi 

miliyarder”

Titik tekannya adalah watak. Bila ingin kaya kita harus menjauhkan watak rakus. Perhatikanlah gelagat orang rakus saat memegang sejumlah uang. Ketidaksabaran selalu melingkupi mereka. Ujung-ujungnya mereka akan sulit mengendalikan uang begitu punya uang, yang lebih sering terpikirkan adalah bagaimana cara menikmatinya. Seolah-oleh mereka memandang uang sebagai tujuan akhir. Artinya ketika uang diperoleh maka tugas sudah selesai. Selanjutnya tinggal menikmati apa yang diperoleh.

Walaupun saat ini kita belum kaya, tapi tidaklah berlebihan bila kita mulai belajar berwatak kaya. Belajar berwatak kaya berbeda dengan ingin terlihat kaya. Berwatak kaya berarti memiliki prinsip-prinsip untuk menjadi kaya. Yaitu, bijak memahami karakter dan fungsi uang, cermat mengelolanya dan lebih mendengarkan prinsip produktif ketimbang konsumtif. Dengan begitu, semoga sejak awal kita tidak menjadi orang-orang yang menjengkelkan ketika berhadapan denganuang.


Melalui kata-katanya iru Warren Buffet sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat tersirat. Dan itu, tidak bisa ditemukan begitu saja dalam kata-katanya tersebut. Buffet berpesan bahwa seseorang yang menjengkelkan ketika miskin sebenarnya akan sangat sulit mencapai kekayaan. Kalau pun tercapai, itu hanyalah semu. Bukan kekayaan sejati. Konsekuensinya, kekayaan semu hanya bisa bertahan dalam waktu sebentar.

Thursday, March 17, 2016

Michael LeBouf

BY biophia@gmail.com IN No comments

Pakar bisnis dari University of New Orleands

“Investasikan waktu anda secara aktif, dan uang anda secara pasif”

Tiap Hari seorang pedagang toko kelontong harus menunggu barang dagangannya. Dia mesti stand by setiap waktu untuk melayani orang-orang yang membeli dagangannya. Sebagai pemilik modal dia harus terus mendampingi aktivitas usahanya. Itu berarti, si pedagang tersebut belum bisa dikatakan menginvestasikan uangnya secara fisik. Dan kalau itu tidak dilakukan, maka usahanya tidak akan berjalan. Otomatis  keuntungan tidak bisa di raup.

Definisi kaya memang sangat relatif. Termasuk ukuran untuk menyebut seseorang menjadi kaya. Tapi kalau kita mengacu pada prinsip orang-orang kaya besar, maka arti kaya akan lebih luas. menurut mereka kaya adalah seberapa bisa kita bertahan dengan gaya hidup yang dianut, tanpa harus bekerja secara fisik. Lalu siapa yang bekerja? Jawabanya uang. uanglah yang bekerja tanpa lelah untuk menghasilkan banyak aset dan investasi bagi kita. Dalam pengertian lain kaya berarti memiliki Passive Income yang bisa membiayai hidup kita terus menerus. Yang kita lakukan hanya tinggal berpikir cerdas dan cermat agar uang bisa bekerja untuk kita tanpa mengenal waktu.


Nah, kalau ingin memiliki passive Income berarti sejak sekarang kita harus berpikir bagaimana caranya agar uang bisa bekerja secara pasif. tanpa kita harus mendampinginya bekerja tiap hari. Itulah yang disebut menginvestasikan uang. Ketika uang bisa bekerja demikian, kita jadi punya banyak waktu untuk berpikir dan mencari lumbung-lumbung investasi lain yang tak kalah menghasilkan.

Aristoteles Onassis

BY biophia@gmail.com IN No comments


Pebisnis dunia dan pendiri olimpic airlines

“bila tidak punya uang, pinjamlah. Tapi pinjamlah sesuai yang anda butuhkan, dan usahakan membayarnya dengan cepat”

Kenapa orang-orang kaya relatif berhasil melunasi utang-utang meraka, tanpa harus pusing tuju keliling memangkas penghasilannya? Jelas, karena mereka tahu kenapa jalan berhutang harus ditempuh. Utang tidak mereka gunakan untuk memenuhi keinginan konsumtifnya. Sederhananya, mereka berutang bukan karena ingin membeli “ini” atau menikmati “itu”. Utang mereka gunakan untuk melakukan sejumlah hal yang akan mendatangkan uang lebih banyak. itulah yang disebut utang produktif. Jadi, kalau hanya sekedar untuk membayar cicilannya, orang-orang kaya itu jelas tidak akan bingung. Karena, hanya sedikit keuntungan usaha yang dialokasikan untuk membereskan itu setiap bulannya. Dan karena itulah mereka bisa membayar utang-utangnya lebih cepat.

Melalui prinsip Onassis tersebut , kita bisa belajar memahami utang dengan lebih bijaksana. Buat apa berutang kalau hanya digunakan untuk membeli kesenangan-kesenangan yang sebetulnya belum kita butuhkan, atau setidak-tidaknya belum cocok kita nikmati. Pola berpikir demikian hanya akan membuat kita pusing setiap bulan. karena harus menyisihkan sejumlah penghasilan yang diperoleh untuk menyicil uang tadi. Pesannya Cuma satu, berutanglah hanya untuk hal-hal yang produktif.

Semakin lama kita berupaya melunasi utang, maka selama itu pula hidup kita merana. Berpikirlah dan bertindaklah seperti orang-orang kaya. Utang tidak membuat mereka merana. justru malah utang yang memperbesar peluang mereka untuk mengeruk lebih banyak lai keuntungan dalam berbisnis. 

Wednesday, March 16, 2016

David Bach

BY biophia@gmail.com IN No comments


Penasihat dan pakar keuangan
“Setelah beberapa lama, uang berlipat ganda. Setelah sangat lama, uang berlipat ganda secara dramatis”

David Bach ingin bicara lebih jauh ketika uang dipandang sebagai alat. di awal berbisnis, kita mungkin memiliki alat yang ju,lahnya terbatas. Tapi, bila itu dikelola secara efektif, maka semakin lama alat itu akan menghasilkan alat-alat lain yang jumlah dan fungsinya lebih besar. Begitu seterusnya, hingga semua alat yang kita miliki bekerja dan terus bekerja untuk menghasilkan alat lagi.

andaikan saja saat ini kita punya modal 5 perak, olahlah secermat mungkin hingga menghasolkan 10 perak. Jika dijumlahkan modal itu kemudian berlipat menjadi 15 perak. Nah, ambillah sekian perak dari total keseluruhannya, untuk digunakan membiayai hidup kita sehari-hari. Selisihnya gunakan lagi sebagai modal untuk mendatangkan berpuluh-pupluh perak keuntungan. Begitu seterusnya, hingga kita bisa memiliki kekayaan dan nilai aset yang sangat besar.

Poinnya, kalau ingin kaya kita harus sabar mengelola seberapapun modal yang dimiliki. Bila modal itu mendatangkan keuntungan, gunakan lagi sebagai modal untuk mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Dan jangan lupa, kesabaran harus berbanding lurus dengan kecerdasan mengelola modal yang ada.

Robert T Kyosaki

BY biophia@gmail.com IN No comments

Milyarder Amerika berdarah Jepang

“Kalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang”

Tidak sedikit orang memiliki keinginan kuat untuk membuka usaha. Tapi tidak sedikit juga dari mereka yang sementara waktu harus memendam keinginannya itu. Alasannya cukup beragam, mulai dari yang tidak punya modal, masih kekurangna modal, belum menguasai betul bidang bisnis yang ingin digeluti, hingga keberanian masih setengah-setengah. Ujung-ujungnya mereka memutuskan untuk bekerja kepada orang lain alias menjadi pegawai.

Bila saat ini kita masih harus berada di kuadran karyawan (Employe), sebetulnya bukanlah masalah banyak pebisnis yang menyarankan agar sebelum menjadi seorang pebisnis kita lebih dulu menjadi pegawai. Dan sangat dianjurkan menjadi pegawai di perusahaan yang bergerak pada bidang yang kelak akan kita laksanakan.

Selama menjadi pegawai, bekerja dan berkaryalah seoptimal mungkin. Jangan semata-mata terpaku pada jumlah gaji yang akan didapat. percayalah, uang (gaji) hanya sejkedar konsekuensi atas prestasi kerja yang kita raih. Kalau kita bisa memberikan hasil terbaik, maka si bos pun tidak akan menutup mata untuk itu. Bekerjalah untuk mencari ilmu, bukan mencari uang. Kalau kita sudah dapat cukup ilmu, maka modal terbesar untuk berbisnis sudah digenggam. Selanjutnya kita tinggal memikirkan modal uang.

Modal ilmu jauh lebih penting ketimbang modal uang. Dengan ilmu atau kecerdasan, kita tetap bisa memulai bisnis dan meraih kesuksesan, kita tetap bisa memulai bisnis dan meraih kesuksesan. Sekalipun modal awalnya relatif kecil. Sebaiknya, sebuah bisnis tidak akan bertahan lama bila semata-mata hanya ditopang modal uang yang besar. sebab kita tidak memiliki pengetahuan atau kecerdasan yang memumpuni untuk mengelola modal tersebut. Jadi belajarlah lebih banyak. Jangan terlalu percaya akan “Doktrin” jumlah modal yang selalu menghantui pebisnis pemula. berpegangteguhlah pada kemampuan anda semata.