Saturday, January 23, 2016

Cerita Hari Ini Part 2

BY biophia@gmail.com No comments

Saya suka uang.
Kamu suka uang.
Dia suka uang.
Mereka suka uang.
Orang lain suka uang.
Tapi sayangnya 'uang suka hilang' (?) </3
Pfftttt
Begitulah hidup gan. Selalu aja kejar-kejaran. Kadang kita menyukai sesuatu yang ternyata sesuatu itu menyukai sesuatu yang lain(?) :')
Baidewei ondewei baswei, 2 minggu terakhir, tiap malam Jogja selalu dilanda cuaca yang panas, kalau siang panas banget, habis dhuhur makin panas, entahlah cuacanya ekstrem banget ;A; Tapi ga tau kenapa saya ga ngrasain panas sama sekali. Mungkin karena saya udah terbiasa di panas-panasin sama doi dan gebetannya(?) jadi saya udah kebal sama yang panas-panas :')
* tabokin yang baper*
Jadi beberapa minggu yang lalu di depan kosan saya ada 3 anak kecil main petak umpet, cowok semua. Sebut saja nama mereka kecap, mawar dan galon (?)
Nah hompimpahlah mereka bertiga, "hompimpah alaiho gambreng, mak lampir make baju rombeng (?)", kurang lebih begitulah bunyinya :'3
Saya sebenernya ga liat secara langsung, tapi karna itu mainnya di sekitaran depan kos saya, jadi saya ya ga sengaja denger, lagian keliatannya bakalan seru, saya lanjutin aja sekalian nguping (?) colonthree emotikon
Ternyata si kecap ini yang jadi penunggunya, karena pas hompimpah, tangan dia posisinya yang paling beda. Okelah, mereka bertiga mulai main. Mawar dan galon mulai ngumpet. Nurani saya yang paling dalam mengatakan bahwa si mawar ngumpet tepat di depan kosan saya. Pfftt.. saya lega, untung dia masih SD, jadi ga ada inisiatif buat ngumpet di hati saya (?) :' tuh kan tuh kan.
Dari kamar saya, terdengar suara bisik-bisik antara mawar sama galon. Mungkin mereka lagi main kode-kodean satu sama lain biar tempat persembunyian mereka ga mudah diketahui publik, semacam backstreet mungkin (?) :'' Saya sebenernya bingung sama ni 2 anak, mereka main petak umpet bukannya diem malah bisik-bisikan, Udah gitu suara bisikannya bisa kedenger sama telinga saya, padahal kamar saya letaknya di lantai 2 
Tapi saya maklumin, mereka kan cowo jadi ga paham sama kode-kodean (?) karena sesungguhnya cewe adalah sebaik-baiknya pemberi sinyal kode-kodean di atas muka bumi ini (?)
oke lupakan yang ini.
Kini giliran kecap buat nyari tempat persembunyian mawar dan galon. Suara langkah kecap makin mendekat ke arah mawar, belum sempat kecap menangkap mawar, si mawar udah teriak kek gini:
"Hoiii cap. Mbok awakmu ojo nyekel aku sih. Cekel wae kuwi galon. Lha aku kan koncomu dek TK,"
artinya: hoii cap, kamu jangan nangkap aku lah. Tangkap aja tuh galon, aku kan teman kamu dari TK.
*diterjemahkan oleh bing* (?) hmmm
Tolong jelaskan padakuh, ini nyamnbungnya darimana euyyy antara 'ga boleh ditangkap' sama 'teman dari TK' (?) :'v
Galon yang sebenernya masih aman jika tetap bersembunyi, memilih kluar dari sarangnya dan ikut teriak lalu mulai menggunakan umpatan yang aduhai (?):
"heh oalah asdfghjkl, lha awakmu rasah nuding aku aa. aku dek mau meneng wae, &%&^&#@#$"
artinya: oalah asdfghjkl, ya kamu ga usah nunjuk aku dong, aku kan daritadi diam aja sih $^%&^%&^#"
*kali ini yang nerjemahin gugel trenslet* (?)
Karena ga terima, si mawar membalas kembali umpatan galon, segala macam binatang ternak, binatang peliaraan, binatang liar, binatang yang dilindungi, binatang yang dihalalkan untuk dibunuh, binatang ikan dan belalang (?) dan binatang-binatang yang lainnya pun keuar dari mulutnya. Begitu pun dengan galon.
Akhirnya karena banyak bahasa binatang, tanpa sadar, cerita ini tergolong menjadi cerita fabel (?)
Mawar sama galon saling mendekat dan tonjok-tonjokan. Kali ini saya ngliat dari jendela kamar atas. Saya kalau jadi kecap pasti sedih dan bingung ngliat 2 bestie-nya bertengkar tanpa sebab. pfftt...
Sabar ya kecap, mungkin mawar dan galon sedang lelah dan butuh piknik :'' pfttt
Nah pas berantem, ibu dari 2 anak ini keluar, kemudian terjadi adegan saling menyalahkan:
Ibu mawar: anake sampeyan kuwi lho mbak, nakal. (anakmu itu lho mbak, nakal)
Ibu galon: anake sampeyan sing sering marai maksiat. (anakmu yang sering mulai maksiat)
Ibu mawar: anake mbok ya dikandani beg rag nakal (anaknya ya dibilangin biar ga nakal)
Ibu galon: sampeyan piye tho, anake diajari beg rag nakal (kamu gimana tho, anaknya tuh diajari biar ga nakal)
*begitulah seterusnya sampai android saya berubah jadi iphone 6* (?)
Keesokan harinya 3 anak itu kembali bermain bersama. Naik sepeda, bahkan mawar dan galon berboncengan, si galon berdiri di belakang dan si mawar duduk di depan sambil mengayuh. Mereka tertawa riang, polos sekali seolah-olah kemarin tidak terjadi apa-apa.
Bagaimana dengan emak-emaknya?
Ketemu di warung, judes-judesan. Ketemu di jalan diem-dieman. Padahal emak-emak bukanlah pelaku utama dari penyebab kejadian.
Mereka hanyalah sebuah reaksi yang memandang aksi dari satu posisi.
Kadang kita yang mengaku dewasa memang harus sering belajar tentang "kedewasaan" dari anak-anak.
Kedewasaan itu bukanlah ketika usia menginjak 17+, bukan pula ketika bisa cari uang sendiri, bukan pula ketika dapat menakhlukan harta, tahta dan wanita/pria dari hasil sendiri.
Kedewasaan itu sederhana.
Yaitu ketika bisa menyelesaikan masalah sendiri, ketika bisa menghapus air mata sendiri atau mengobati luka sesama. Kedewasaan itu ketika kamu tidak merengek kepada sekelilingmu mengenai kekasih yang kurang pengertian.
Kedewasaan itu saat kamu bisa melakukan cinta, bukan hanya mengumbarnya saja.
Kedewasaan itu ketika tidak mencaci Tuhan beserta ciptaan karena apa yang diharapkan tidak menjadi kenyatan.
Selamat malah ehhh '_'/\
Tidur-tidur ayo tidur.
*tidurlah sebelum ditiduri* (?)
/ga



Editor: Nur Arizka

0 komentar:

Post a Comment