Wednesday, February 10, 2016

Robert T Kyosaki

BY biophia@gmail.com IN No comments


Milyarder dan penulis buku, The Cashflow Quadrant

"Kalau anda berutang kepada semakin banyak orang, berarti anda miskin"

Pernahkah anda melihat orang yang berutang dengan pola "Gali lubang tutup lubang?" Kondisi demikian, biasanya akan membuat seseorang sulit untuk keluar dari lingkaran jerat utang. Utang baru hadir untuk menutupi utang lama. Begitu seterusnya, tanpa ada upaya besar untuk menutupi utang dengan uang milik sendiri. Paling celakanya lagi, bila seseorang berani berutang hanya untuk memenuhi hasrat konsumtifnya semata. Jada utang tidak digunakan secara bijak untuk meningkatkan nilai aset dan kekayaannya di masa depan.

Kalau kita berutang hanya untuk memenuhi hasrat "belanja" atau konsumtif semata, maka jangan harap kekayaan bisa diraih. Utang yang digunakan untuk memenuhi keinginan atau kesenangan belaka, jelas akan membuat seseorang selalu miskin. Sebab, uang yang kita pinjam tersebut tidak digunakan untuk kegiatan yang bisa menghasilkan lebih banyak uang. Sementara, kita harus melunasinya ketika jatuh tempo. Bahkan, termasuk bunganya. Dan yang melunasi itu semua adalah sebagian dari penghasilan kita tiap bulannya. Dalam kondisi demikian, kita sudah tidak lagi memiliki uang untuk meningkatkan aset maupun kekayaan. Atau setidak-tidaknya tidak lagi bisa menyisihkan uang untuk menabung setiap bulan.

Orang-orang kaya berani berutang karena mereka tau tujuannya berutang. Utang mereka gunakan sebagai sumber tambahan modal untuk memenuhi kelancaran usaha. Artinya, utang digunakan untuk memperbesar memperbesar mereka mengeruk lebih banyak lagi keuntungan. Secara otomatis, mereka relatif tidak kesulitan untuk melunasinya. Selain itu, mereka juga cermat emperhitungkan seberapa efektif utang itu bekerja untuk mereka. Pesannya cuma satu, cerdaslah dalam berutang. Kita tidak dilarang berutang. asalkan, utang itu digunakan untuk kegiatan atau sebagai usaha produktif. Bila utang hanya digunakan untuk keperluan konsumtif belaka, maka kemiskinanlah yang akan menghampiri kita.

0 komentar:

Post a Comment